Sebelumnya TV Report membongkar detail kontrak KARA ditengah-tengah kontroversi penting ini. Edaily, sebuah koran online Korea, menghubungi DSP Entertainment hari ini mengenai beritanya; dan inilah apa yang dikatakan oleh perusahaan manajemen mengenai pernyataan tanpa bukti yang menentang mereka.
Seorang perwakilan dari DSP menjelaskan kepada Edaily di interview lewat telepon hari ini bahwa mereka membayar setiap member KARA sekitar 300 juta won per orang ($300.000) tahun lalu, lebih dari setengah dari yang telah dibayarkan selama pertengahan tahun lalu. Ketika ditanyakan mengapa member KARA hanya dibayar $3000 di bulan Desember, perwakilan menjelaskan bahwa itu berasal dari sebuah promosi salah satu toko di bulan Agustus. DSP menerima 3 juta Yen ($40.000) dari transaksinya, dan member KARA menerima $3.000 dari itu, menurut perwakilan. Jadi pasti banyak yang penasaran mengapa mereka hanya dibayar bagian dari promosi ini dan tidak dari penjualan album dan singel mereka? Perwakilan juga menjelaskan hal ini.
Ia mengklaim bahwa KARA ditawarkan pembagian keuntungan yang jauh lebih tinggi daripada yang terjadi di industri musik Jepang. Artis Jepang biasanya hanya memperoleh 1% dari penjualan total album dan single, dan karena DSP percaya bahwa nilai tersebut tidak adil untuk KARA, mereka menawarkan membayar member sekitar 20-30% dari bagian DSP dari penjualan album. Di Jepang, distributor mengambil 86% dari penjualan album/single, dan menyisakan 14% untuk perusahaan manajemen. Di kasus DSP, mereka harus membaginya dengan Universal Japan, yang menjadi manajemen KARA di Jepang. Karena itulah, DSP menerima hanya 8% dari total penjualan album, dan mereka harus membayar 1/8nya untuk member KARA. Tetapi, perwakilan mengatakan bahwa mereka merasa jumlah itu tidak adil untuk KARA, jadi mereka menawarkan 20-30% dari bagian DSP kepada orangtua KARA, yang menjadi 1.6-2.4% dari penjualan total, bukan hanya 1%.
Terakhir, ia menjelaskan bahwa member KARA harusnya akan menerima 3/4 keuntungan di bulan Desember, tapi ini tidak dapat dilakukan karena orang tua mereka tidak memberikan jawaban dari tawaran mereka.
Ini adalah artikel yang dibuat oleh TV Report:
Detail lebih lanjut mengenai keputusan KARA untuk mengakhiri kontrak eksklusif dengan DSP Media telah dinyatakan melalui TV Report, ibu Park Gyuri, dan perwakilan dari DSP Media.
TV Report mengatakan bahwa perwakilan dari industri mengetahui tentang persoalan KARA dengan agensi mereka sejak Desember 2010. Perwakilan dari DSP Media dan Park Gyuri menyatakan bahwa alasan 4 member untuk mengakhiri kontrak adalah “karena uang”.
Menurut perwakilan industri lain, KARA menghasilkan total $18 juta USD sebagai pendapatan dari promosi di Jepang, tapi per Desember 2010, grup hanya dibayar $3000 USD per orang.
Member juga dibayar hanya untuk penjualan album bulan Agustus dan september 2010, tidak termauk CF dan penampilan di acara-acara. Member mengatakan seharusnya dibayar lebih besar untuk kegiatan mereka disamping dari album dan penjualan digital, yang seharusnya semua dibayar tanpa masalah. Alasan member dibayar lebih sedikit untuk penjualan album dikatakan karena ketentuan tertentu di kontrak DSP dengan perusahaan distribusi di Jepang.
Pendapatan dari album Jepang diakumulasikan selama 3 bulan setelah perilisan, dan 85% keuntungan jatuh ke perusahaan distribusi Jepang, hanya 15% sisanya untuk DSP. Perwakilan menyebutkan bahwa nominalnya sama dengan artis Korea lain yang promosi di pasar Jepang.
Khususnya dengan CEO DSP Media, Lee Hoyeon, yang sekarang masih dirawat di rumah sakit, semua artis dibawah manajemen dijaga dengan ketat. Sekarang ini, agensi lain sedang mengejar KARA dan menawarkan untuk bergabung dengan agensi mereka. Agensi itu sampai ingin menanggung membayar penalti kepada DSP jika KARA menyudahi kontraknya dengan DSP dan kontraknya jadi pindah ke tangan mereka.
Perwakilan mengatakan telah bertemu dengan salah satu ibu member untuk menunjukkan kontrak dengan cara yang adil dan rencana promosi yang dapat menambah popularitas KARA.
Perwakilan peratama kali bertemu ibu Gyuri, tapi diskusinya tidak berjalan lancar. Di sebuah interview dengan TV Report, ibunya mengatakan, “Aku tidak dapat menghianati DSP, yang bekerja sangat keras membentuk KARA sampai jadi seperti sekarang. Aku tidak ada masalah dengan kontraknya, dan aku percaya pada DSP.”
Perwakilan DSP menambahkan, “Ada beberapa ibu yang tidak menerima masalahnya, jadi kami memastikan semua dokumen yang berhubungan dengan ini menjadi se-transparan mungkin kepada mereka. Kami menggunakan akuntan yang mereka pilih sendiri, tapi akhirnya, mereka sendiri yang tidak percaya.
Perwakilan lain juga mengatakan bahwa DSP media bertemu dengan ibu member KARA tanggal 18 januari dan hampir mencapai persetujuan untuk pembaharuan pemberian pendapatan mengenai penjulan album Jepang. Besok, pengacara KARA akan mengumumkan tentang penghentian kontrak.
Apakah ada kemungkinan mereka akan mencapai persetujuan bersama? Industri sudah berspekulasi bahwa mereka menjadi ‘TVXQ kedua’ karena persoalan rumit ini.
“Tentu saja ada berbagai problem di kedua belah pihak, tapi persoalan utama adalah berkompetisi mencoba memandu KARA, dan uang. Kenyataan tentang perselisiha TVXQ danKARA sangat mengecewakan,” ujar salah satu perwakilan.
DSP Media mengatakan bahwa mereka tidak punya pilihan lagi kecuali mengambil jalur hukum, diramalkan akan ada pertarungan hukum lagi di industri musik.
Credits : SPN, TV Report via Nate+ Edaily via Yahoo! Korea + (English Translation) VITALSIGN+ delacroix @ allkpop.com + (Indonesian Translation) chy @ dsplove.wordpress.com
Ditengah-tengah drama bahwa Gyuri menjadi satu-satunya member yang tidak terikat masalah, member Goo Hara juga ikut memutuskan pilihannya untuk tetap ikut bersama DSP. Sedangkan ketiga member yang lain masih tetap kuat dengan pilihannya. KARA beserta pengacaranya, Landmark, kembali telah menyatakan beberapa pernyataan dan mereka tidak setengah-setengah dalam hal ini! Jikalau hanya setengah dari yang dikatakan KARA adalah benar, maka DSP sedang berada dalam masalah besar.
Hilangnya kepercayaan adalah hal yang paling melukai kami!Source: DaumCredit: hellokpopIndonesian Translation: tenten@karafaith.co.cc Via: Yeppopo
Kara dan DSP Media mulai untuk tidak mempercayai satu sama lain semenjak terjadinya perubahan DSP pada Maret 2010. Hal ini terjadi karena adanya penggantian orang baru yang kurang profesional, dan dianggap gagal untuk menangani KARA. Direktur DSP Media yang sekarang adalah istri dari Mr. Lee Ho Yeon, sedangkan mantan direktur sebelumnya jatuh sakit. Dia tidak pernah bekerja dalam industri ini sebelumnya; dan sejauh ini; dia hanya peduli pada masalah uang dan kesuksesan DSP. Dia gagal untuk membangun hubungan kepercayaan bersama KARA, ia mengabaikan potensi KARA.
Surat kontrak berubah menjadi surat registrasi!
KARA menandatangani surat kontrak di Jepang dan mereka mengetahuinya hanyalah sebatas surat registrasi. KARA dan orangtuanya diberitahu bahwa kontrak tersebut (yang dituliskan dalam bahasa Jepang), hanyalah surat registrasi untuk berkarya di Jepang sebagai artis. Hal ini tentu saja akan membuat mereka menandatangani kontrak tersebut tanpa mengetahui bahwa itu adalah surat kontrak, dan ketika mereka meminta kopi dari kontrak tersebut, pekerja DSP menolak dengan alasan surat tersebut tidak boleh beredar keluar.
Agensi tidak berhak untuk membuat deal di Jepang!
Direktur dari DSP Japan, perusahaan yang bertugas menangani KARA di Jepang, adalah orang yang sama dengan direktur DSP Media (istri Lee Ho Yeon). Perusahaan memotong pendapatan sebagai bagian dari DSP Japan, kemudian sisanya diberikan untuk KARA. Ini artinya bahwa dengan orang yang sama, memegang 2 perusahaan, kemudian menghilangkan bagian KARA tanpa formalitas, yang menyebabkan KARA harus terkena pajak 2 kali lipat oleh perusahaan. Berdasarkan surat kontrak dengan DSP, hak-hak KARA telah dilanggar melalui tindakan ini.
Karaya dimiliki oleh direktur DSP dan keluarganya!
Karaya adalah toko baju online yang dimodeli oleh 3 member KARA (Gyuri, Hara dan Jiyoung). KARAYA dimiliki oleh direktur DSP Media, dan posisi penting lainnya diduduki oleh anggota keluarganya, hal ini sangat menunjukkan tindak ‘pemerasan’ dari KARA. Karaya juga membuat member KARA harus menggunakan pakaian bertuliskan “BEST FUCKIN FIVE”, yang tidak hanya menurunkan reputasi mereka, terutama kepada Jiyoung yang masih berada di bawah umur, tetapi juga menghasilkan protes besar dari para fans KARA. Tindakan ini jelas menunjukkan bahwa DSP mengacuhkan reputasi KARA, keuntungan dari para artis, dan hanya peduli pada keuntungan diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar