Tahun 2010 lalu grup Girls’ Generation menjadi ikon dunia KPOP Korea bahkan menembus sampai ke Asia, khususnya di Jepang. Hal ini tidak dapat dipungkiri dan sekaligus menjadi nilai jual buat perusahaannya, SME. Awal tahun 2011 – dominasi mereka masih berlanjut walaupun belum tentu bisa terus berlangsung hingga akhir tahun, mengingat saingan mereka seperti Wonder Girls, K-ARA, T-ARA, 2NE1 dan lainnya juga terus berusaha menjadi nomor satu!. Sebelum Girls ‘Generation terbentuk, ada grup bintang sukses seperti HOT dan SES. Namun Girls’ Generation telah melampaui batas-batas sebuah grup idola dan telah menjadi “ikon budaya” Korea.
Debut terbaru Girls ‘Generation di Jepang sangat mengejutkan dan memberikan penghasilan besar buat mereka. Mulai dari penjualan DV Mulai dari penjualan DVD pada tahun 2010, dan merilis sebuah album single pada bulan September 2010. Saat ini, DVD tersebut telah mencatat penjualan 75.000 dan album terjual 40.000 copy. Biaya album di Korea sekitar 15.000 KRW (sekitar Rp. 150 ribu, 1 KRW = Rp. 10,-), tapi dengan harga album di Jepang berkisar 50.000 KRW (sekitar Rp. 500 ribu) – hampir 3 kali lipat, menjadikan pendapatan berlipat dari pasar Jepang. Gong TaeHyun, seorang peneliti investasi di Samsung, menjelaskan,”Harga satu album adalah sekitar 20.000 KRW di Jepang sedangkan trek digital senilai 500 KRW di Korea Mengingat harga-harga, dan biaya produksi musik yang tidak berbeda untuk Korea dan Jepang, artis memiliki pendapatan yang lebih besar dan memiliki pengaruh efektif di pasar. “
Pertumbuhan kekuatan ekonomi Girls’ Generation yang efektif telah sangat dipercepat oleh instansi manajemen mereka, SM Entertainment. Setelah terdaftar di KOSDAQ (bursa saham Korea,red) pada tahun 2000 dan selain dari dua blip positif, SM selalu merugi. Titik balinya adalah Gee yang melejitkan Girls‘ Generation ke puncak ketenaran. Dengan album yang dirilis pada tahun 2009, laba SM mulai meningkat. Dari peringkat 355 di KOSDAQ pada Desember 2000, SM saat ini menjadi salah satu 50 perusahaan terbesar di Korea. Pada waktu itu nilai pasar SM telah terangkat dari 13,8 milyar KRW ke 298 milyar KRW. Kim Wonseok, kepala peneliti di departemen R&D Jaeil Communication mengatakan,”Penggemar Girls ‘Generation mencari-cari artikel berita, foto dan video dan berbagi secara online.
Mereka juga berpartisipasi dalam komunikasi instan dan berbagi informasi yang ditawarkan melalui aplikasi smartphone, Twitter dan jaringan pelayanan sosial lainnya. “ Dengan demikiran girl group ini telah menjadi bagian penting dari fenomena “berbagi kehidupan sehari-hari” untuk generasi digital. Peneliti Kim menjelaskan,“Merek Girls‘ Generation dan penggabungan ke dalam kehidupan sehari-hari yang penggemar telah menandai evolusi hubungan antara merek dan konsumennya.” Melalui outlet seperti YouTube di Internet, merek Girls ‘Generation secara alami menyebar ke seluruh pasar internasional bahkan tanpa campur tangan langsung dari grup ataupun lembaga manajemen. Kabarnya jika BoA dinilai Rp. 1trilyun, maka SNSD karena 9 orang bisa menjadi 9 trilyun. Ini satu angka yang luar biasa!
Ia percaya bahwa K-pop, serta Girls ‘Generation telah muncul sebagai konten ekspor. Video pertunjukan dansa dan lagu SNSD telah mencapai para penggemar mereka di Brasil. Bahkan di Arab Saudi, para pemuda menonton dan meniru apa yang mereka sebut “K-pop”. Para pengamat industri musik meyakini Girls ‘Generation akan terus membuat konten intelektual yang beragam dan akan sangat merasakan manfaat dari media digital.
credit: Asiangrup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar